Ini adalah topik bagian pertama dari buku Rick Warren, The Purpose Driven Life (TPDL). Hanya ada 2 kutipan ayat pada bagian ini.
Amsal 11:28 Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetapi orang benar akan tumbuh seperti daun muda.
dan
Yeremia 17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, ...
8 Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Kita coba masuk ke bab 1 yang berjudul 'Semuanya Diawali dengan Allah'. Pembahasannya tajam sekali, simak saja apa kata Rick Warren.
Kolose 1:16 Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
Mari kita mengarisbawahi bagian dari kalimat ini "segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia". Menurut Rick Warren tujuan hidup kita jauh lebih penting dari prestasi pribadi kita, ketenangan pikiran kita atau kebahagian kita. Tujuan hidup kita jauh lebih besar dari keluarga kita, karir kita atau mimpi maupun ambisi kita. Jika kita ingin tahu mengapa kita ditempatkan di planet ini, maka kita harus memulainya dengan Allah. Kita dilahirkan oleh tujuan-Nya dan untuk tujuan-Nya.
Pencarian tujuan hidup telah membingungkan banyak orang selama ribuan tahun. Ini karena pada umumnya mereka memulai titik awal yang keliru, yaitu diri kita sendiri. Pertanyaan yang diajukan selalu berpusat pada diri sendiri, seperti ingin menjadi apa aku kelak? Apa yang sebaiknya aku lakukan kelak? Apa mimpi2ku untuk masa depanku? Memusatkan perhatian pada diri sendiri tidak akan pernah menemukan tujuan hidup kita di dunia ini, demikian Rick Warren.
Banyak orang malah memakai Allah untuk aktualisasi diri mereka dan untuk kepentingan mereka. Ini pemutarbalikan firman dan sudah pasti gagal. Kita dijadikan untuk Allah, bukan sebaliknya, dan hidup berarti membiarkan Allah memakai kita untuk tujuan-Nya, bukan kita menggunakan Allah bagi tujuan kita sendiri.
Lalu, bagaimana cara menemukan tujuan Allah menciptakan kita semua? Hanya ada 2 jawaban, yang pertama yaitu spekulasi. Ini adalah pilihan sebagian besar orang, mereka menebak dan menduga serta berteori mengenai apa tujuan hidup mereka diciptakan di dunia ini. Tidak ada yang tahu dengan pasti apa tujuan hidup mereka. Filsuf yang paling bijaksanapun hanya bisa menebak. Yang kedua, kalau kita ingin tahu apa tujuan suatu barang dibuat, maka kita harus menanyakan kepada pembuatnya. Nah untuk mengetahui apa tujuan hidup kita, maka tanyakanlah pada Allah.
Allah bukan sekedar titik awal kehidupan kita, tapi Dialah sumber kehidupan. Untuk menemukan tujuan hidup kita, maka kita harus memperhatikan firman Allah, bukan hikmat manusia. Kita harus membangun kehidupan di atas kebenaran-kebenaran kekal. Kehidupan kita bukan didasarkan atas dasar psikologi umum, motivasi sukses, atau kisah-kisah yang memberi inspirasi. Alkitab berkata, "Di dalam Kristuslah kita menemukan siapa diri kita dan untuk apa kita hidup"
Saturday, October 25, 2008
Sesungguhnya Untuk Apakah Aku Ada di Dunia Ini
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment